;

Jumat, 30 April 2010

SUARA HATI-Irwan Tarakan

Jumat, 30 April 2010

Kau hadir mengisi kekosongan hati
Menyinari sebuah jiwa yang sepi
Kau pergi tanpa ku sadari
Terperangkap dalam cinta yang tak pasti

Aku pun keliru terdiam membisu
Terasa bagai kehilanganmu
Kau lafazkan cintamu tetapi aku ragu
Mengapa kini aku pula yang merindu

Walau ku coba untuk melupakan
Namun rinduku tiada tertahan
Terasa gelisah saat ku sendirian
Seolah hidup dalam impian


Kasihku...
Inikah debaran cinta itu
Sembari menendangkan irama lagu
Nyanyikan aku nada cinta yang satu
Bisikkan aku bait-bait pujangga dahulu
Agar ku mampu meraih ke puncak rindu

Kini bermula getar asmara
Sejak bersua dan bersama
Naluriku menyapa dan berkata
Dikau ku cinta wahai adinda
Tetaplah engkau dalam cinta dan setia

Di sini ku berjanji
Setia ke akhir nanti
Berhias ceria atau berbias duka
Engkaulah tetap yang ku cinta

Kasihku...
Di taman bahagia ini aku mengukir
Bagaikan aku seorang penyair
Walau ombak menyapu pasir
Walau mengukir di atas air

Berdoalah kasih dengan seksama
Semoga kita selalu bersama
Menuju rumah tangga yang bahagia
Kelak sampai ke akhirnya…..Amin


KERINDUAN KU

Jikalau merindu pada purnama
Hendaklah tunggu pada waktunya
Namun, andai merindu pada diriku
Ketuklah pintu hatiku yang sedang menunggu

Jikalau merayu pada sang bunga
Janganlah terus menghirup harum baunya
Manalah tau ada racun berbisa
Nanti kau susah pula mencari obatnya

Cinta memanglah indah
Jika kau mampu menjaganya

Jangan asyik melihat awan yang tinggi
Duri di bawah tidak kau peduli
Jangan terlalu memuji si buah hati
Kalau ia lari kau yang malu sendiri

Jikalau menyemai benih biar bersusah
Bila menuai pasti kau gembira
Jikalau engkau mencari kekasih
Oh ! Carilah yang berhati mulia

MENGENANG KEMBALI

Di waktu kita bercinta
Mawar itu harum dan menggoda
Bagaikan dunia milik berdua
Hidup terasa indah dan bahagia


Takdirpun datang lantas menyapa
Menguji setiap insan bernyawa
Sepinya taman ini tanpa suara
Tiada ruang untuk bercanda

Ingin ku lenyapkan sisa umur
Namun di kejernihan air
Wajahmu masih terukir
Ingatkan kembali kisah kasih penyair

Oh tinggallah ku sendiri

Semula tiada percaya
Berubah sekejap mata
Benarku, bagimu salah
Mungkin alasan semata

Takkan cinta di bagi dua
Hadirnya sekilas rasa
Lenyap tanpa sisa
Tinggalah diriku dalam duka

Mengapa kau rubah bayu
Mengapa kau tak seperti dulu
Kau lupa akan prinsip waktu
Bahwa semua akan berlalu

Bisikan bayu membawa dentingan
Dongengan yang sama di ucap berulang
Mengapa diri dijadikan sasaran
Sekilas pandangan pelbagai andaian
Sungguh janjian palsu tak terlawan
Tinggallah ku sendirian


Terimakasih Karena Mengunjungi Blog Pemula

Portal - 02.39

0 komentar:

Posting Komentar